Minggu, 12 Mei 2013

Rahasia Lautan


Allah Ta'ala berfirman: Dia membiarkan dua buah laut mengalir, kemudian keduanya bertemu; diantara keduanya ada batas yang tidak bisa dilampaui oleh masing-masingnya; maka nikmat Rabb-mu manakah yang kalian dustakan?; dari keduanya keluar mutiara dan marjan. (Q.S. Ar-Rahmaan)
Maksudnya adalah bahwa kedua laut itu adalah asin. Sebab, ayat-ayat di atas berbicara tentang laut dan apa yang keluar dari salah satu laut berupa marjan dan dari laut lainnya lagi berupa mutiara. Laut yang pertama rasanya asin, demikian juga yang kedua. Dan kapan manusia mengetahui bahwa laut yang asin itu berbeda-beda, dan bukannya laut yang memiliki kandungan sama. Hal ini tidak diketahui oleh manusia kecuali setelah mereka memasuki tahun 1942. Pada tahun 1873 manusia mengetahui bahwa ada tempat tertentu di dalam laut yang kandungan airnya berbeda-beda.
Ketika para peselancar melakukan selancar dan mengelilingi lautan dunia selama 3 tahun dengan menggunakan kapal, maka ini menjadi tonggak pembatas antara ilmu kelautan kuno, penuh dengan khurafat, dengan penelitian mendalam yang didasarkan kepada penelaahan atas fakta laut tersebut. Dan ini merupakan awal dari gelombang kemajuan ilmu pengetahuan bahwa laut yang asin memiliki kandungan air yang berbeda-beda. Dan sudah pernah dilakukan penelitian dan evaluasi terhadap penelitian ini bahwa air laut berbeda-beda kadar panas, berat jenis (BJ air), kandungan oksigen.
Dan pada tahun 1942, muncul untuk yang pertama kalinya sebuah hasil penelitian yang sangat panjang. Penelitian ini dilakukan oleh ratusan para peneliti dasar laut, dan mereka menemukan bahwa samudera atlantik bukanlah laut yang hanya merupakan satu lautan, akan tetapi samudera atlantik ternyata terdiri atas beberapa laut yang masing-masing berbeda. Masing-masing peneliti menemukan perbedaan dari masing-masing air laut yang mereka temui. Air laut di sebelah sana memiliki keistimewaan dan karakteristik tersendiri, demikian juga air laut bagian lainnya; masing-masing berbeda kadar suhu, BJ air, oksigennya, semuanya bersatu dalam satu samudera, altlantik......
Apalagi dengan laut-laut lain yang berbeda dan kemudian bertemu, seperti laut tengah, laut merah, laut atlantik, dan seperti laut merah dan teluk 'adn juga bertemu di satu tempat yang sempit.
Maka pada tahun 1942, untuk pertama kalinya kita mengetahui ada satu laut yang masing-masing bagian laut tersebut memiliki perbedaan dalam kandungan dan sifat-sifatnya, dan bertemu pada satu tempat tertentu.

Pada pakar kelautan (oceanolog) mengatakan bahwa sifat yang paling kentara dari laut dan airnya adalah bahwa laut dan airnya tidak pernah tetap ... tidak pernah tenang, dan hal yang paling terlihat adalah ia selalu bergerak, ... panjangnya, dan lebarnya, dan gelombang airnya, arah pergerakannya adalah diantara faktor-faktor yang sangat banyak yang mempengaruhi keadaan air laut.
Dari sini ada satu pertanyaan: Bila memang demikian keadaannya, maka kenapa air-air yang berbeda itu tidak bercampur dan tidak menyatu (melebur) menjadi satu jenis?" maka mereka pun mempelajari, meneliti, dan menelahnya. Dan akhirnya pun mereka menemukan jawabannya, yaitu bahwa ada "dinding air pembatas" yang memisahkan setiap pertemuan dua laut dalam satu tempat, baik di dasar samudera atau pun di dalam palung (jurang di dalam lautan). Tempat inilah yang ternyata memisahkan antara laut yang satu dengan laut yang lainnya. Akhirnya mereka pun dapat mengetahui batas laut ini dan bagaimana karakteristiknya. Akan tetepi dengan apakah mereka bisa mengetahuinya ? Apakah dengan kedua mata kita ...? Tidak, ... akan tetapi dengan meneliti secara mendetail dan rinci terhadap kandungan kadar garam, kadar suhu, BJ air. Dan hal-hal inilah yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.

Kamis, 09 Mei 2013

Andai Al-Quran Bisa Berbicara


Bila Al-Quran Bisa Bicara


Waktu engkau masih kanak-kanak kau laksana kawan sejatiku. Dengan wudu’ aku engkau sentuh dalam keadaan suci. Aku engkau pegang, kau junjung dan kau pelajari. Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari. Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa… Nampaknya engkau sudah tidak berminat lagi padaku. Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah? Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu. Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja? Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana mengimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu. Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa. Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan. Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan. Dulu…pagi-pagi…surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman. Sore harinya aku engkau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau…. Sekarang…pagi-pagi sambil minum kopi…engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang engkau sempatkan membaca buku karangan manusia. Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa. Engkau campakkan, engkau abaikan, dan engkau lupakan…
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah-surahku (Basmalah). Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi. Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang terdapat padaku di laci mobilmu. Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu. Aku tahu kalau itu bukan stasiun radio yang senantiasa melantunkan ayatku
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja. Di komputermu pun kau putar musik favoritmu. Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun. E-mail temanmu yang ada ayat-ayatku pun kadang kau abaikan. Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu
Benarlah dugaanku bahwa engaku kini sudah benar-benar melupakanku. Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV. Menonton pertandingan liga Italia, musik atau film dan sinetron laga. Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk. Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah. Waktupun cepat berlalu…aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpulkan debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu. Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali. Itupun hanya beberapa lembar dariku. Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu. Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku. Apakah Koran, TV, radio, komputer, dapat memberimu pelajaran?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu samapai kiamat tiba. Engkau akan diperiksa oleh para melaikat suruhan-Nya. Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu…. Setiap saat berlalu, kuranglah jatah umurmu…. Dan akhirnya kubur senantiasa menunggu kedatanganmu… Engkau bisa kembali kepada tuhanmu sewaktu-waktu. Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati di kuburmu nanti…. Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan. Yang akan membantu engkau membela diri. Bukan Koran yang engkau baca yang akan membantumu dari perjalanan di alam akhirat. Tapi akulah “Qur’an” kitab sucimu. Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu. Peganglah aku lagi…bacalah kembali aku setiap hari. Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci. Yang berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Mengetahui. Yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Muhammad Rasulullah
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu… Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu. Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu. Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhlah aku kembali… Baca dan pelajari lagi aku… Setiap datangnya pagi dan sore hari. Seperti dulu…dulu sekali… Waktu engkau masih kecil, lugu, dan polos. Di surau kecil kampungmu yang damai. Jangan aku engkau biarkan sendiri dalam bisu dan sepi…
Maha Benar Allah, Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

Kebahagian yang tak kau sadari


Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbicara di tepi sungai. kata ayah kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati,”
Pada saat yang bersamaan, seekor ikan mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil nertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana air? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tidak bisa hidup tanpa air.”
Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu. Si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu ikan sepuh yang berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil itu menanyakan hal serupa, “Dimanakah air itu ?”
Jawab ikan sepuh, “Tak usah felisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu tidak menyadarinya. Memang benar tanpa air kita akan mati.”
Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kasana kemari tentang kehidupan dan kebahagaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagaan sedang melingkupinya sampai-sampai dia tidak menyadarinya.

Rabu, 08 Mei 2013

Besarnya Cinta Orang Tua ...


Saat itu sore hari pukul 6 sore, Dina pulang kerumahnya di daerah Bekasi
Dan orang tuanya di rumah telah menunggunya, saat sampai di rumah ia bersalaman kepada ibu dan ayahnya. Ayahnya memarahinya "Dina kenapa kamu pulang terlambat?".

"Aku baru dari rumah teman ku ayah".Dina Menjawab

"Seharusnya kamu memberi pesan kepada ayah agar ayah dan ibu tidak kuatir".Ayah menyaut

"Aku tidak sempat ayah!!!" Dengan nada sedikit membentak Dina menanggapi perkataan ayahnya.

Lalu Dina langsung pergi keluar dari rumah.

Di tengah jalan, Dina diberi bakmi oleh seorang pedagang bakmi di pinggir jalan .

"Nak ayo makan bakmi dulu,Kelihatannya kamu lapar"
"tidak usah pak terima kasih"

"ayolah tidak apa-apa"
"Ya sudah pak"

beberapa menit kemudian

"ini ,bakminya sudah matang,tapi kenapa wajah kamu gelisah"Kata penjual Bakmi
"Saya baru pulang langsung dimarahi sama orang tua saya"jawab Dina

"Kenapa bisa begitu"saut penjual bakmi
"Saya lupa memberi pesan kepada orang tua saya saat saya di rumah teman saya"jawab Dina

"Coba kamu pikir,orang tuamu sangat perduli terhadapmu.Anggap saja saya menawari mu bakmi tadi dan membuatkanmu adalah contoh kepedulian ku kepadamu. Lalu berapa kali ibumu membuatkanmu bakmi??

sejenak Dina berfikir

"O, iya pak betul"

Segera iya menghabiskan bakmi nya

"terima kasih bakmi dan nasihatnya pak"
"O , iya sama-sama"

Dina langsung menuju ke rumah, dalam perjalanan ia berfikir apa yang nantinya dia katakan kepada ayah dan ibunya.

Setelah sampai di rumah
"Kamu sudah pulang nak? cepat masuk ibu sudah buatkan bakmi kesukaanmu"kata ibu.

Saat itu Dina tak bisa berkata apa apa.Lalu dina langsung berlari dan memeluk ibunya sambil menangis.
"Ibu, maafkan aku"kata Dina
"Iya nak"


Begitulah kasih sayang orang tua, tidak pernah membenci anaknya walau anaknya telah membuat menangis hatinya.

Berapa Nilai Dirimu???


Berapa Nilai Dirimu, Saudaraku ?

Kita makhluk yang paling mulia yang telah diciptakan oleh Allah SWT, makhluk yang paling kuat karena ternyata dari sekian ratus ribu sel sperma yang berjuang untuk hidup, kita lah pemenangnya. Pernahkah kita berpikir untuk memberikan berapa nilai dari diri kita? Apakah harga diri kita hanya sebatas dunia yang ingin kita kuasai, emas dan perak yang ingin kita miliki?
Padahal jelas – jelas Rasulullah bersabda, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi : “Dunia ini terkutuk, semua yang ada di dalamnya terkutuk, kecuali dzikir kepada Allah, hal-hal yang bersangkutan dzikir, seorang ‘alim dan seorang pelajar.” Dunia dengan emas dan peraknya, kekuasan dan jabatan yang selalu ingin kita kejar, kemewahan dengan rumah megahnya, sama sekali tidak berhak mengalirkan setetes pun air mata kita. Terkadang kita melupakan bahwa dunia ini hanyalah titipan buat kita. Demikian yang dikatakan oleh Labid,
Harta dan keluarga tak lain adalah barang titipan, dan suatu saat barang titipan itu akan dikembalikan
Tapi sekali lagi, terkadang kita benar-benar melupakannya, selalu setiap bergantinya hari yang kita pikirkan hanyalah bagaimana agar bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, bukan apa yang kita perlukan, dan pernahkah kita berpikir, apakah saudara-saudara kita di luar sana membutuhkan bantuan kita hanya untuk sekedar makan hari ini?, pernahkah terbersit sedikit saja dipikiran kita bahwa mereka sebenarnya meminta bantuan kita,hanya saja kita selalu membutakan mata dan menulikan telinga kita untuk mereka?
Lalu, apakah kita juga mengetahui kalau setiap jiwa mukmin itu lebih berharga dari dunia dan seisinya?, Dan pernahkah kita sedikit saja merenung, bahwa semua kekayaan dan kedudukan yang kita miliki bisa menangguhkan bahkan menghambat maut dari kita, dapat menolong kita dari siksa dan azabnya Allah?, Jika kita tahu jawabannya tidak, lalu kenapa kita masih selalu saja menghargai diri kita hanya sebatas harta, emas dan perak?
Demi hidupmu, kekayaan takkan memberi manfaat kepada seorang pun ketika dada sudah tersengal dan sesak (Hatim Ath-Thai)
Pertanyaannya adalah seberapa besarkah nilai kita sebagai seorang manusia yang mulia dan manusia yang terpilih?
Hasan Al-Bashri mengatakan, ”Jangan tentukan harga dirimu kecuali dengan surga. Jiwa orang yang beriman itu mahal, tapi sebagian dari mereka justru menjualnya dengan harga yang murah.”
Sayangnya, hanya sebagian kecil dari kita yang menyadari kalau jiwa kita sebagai makhluk yang beriman sangatlah mahal, atau mungkin kita selalu berpikir kalau harta dan dunia ini lebih berharga dan lebih mahal dari sebuah jiwa yang beriman, sehingga yang sering kita tangisi adalah di saat kita kehilangan uang, kebakaran rumah yang mewah, kehilangan pekerjaan, kita tidak pernah merasa menyesal dan menangis ketika hati kita mulai terasa mati dan jauh dari Allah, tidak pernah ada air mata ketika kita mengingat semua dosa-dosa yang telah kita perbuat, lalu jika sudah seperti ini, apa lagi yang bisa kita harapkan untuk membantu kita di hari akhir nanti?, dan jika ketaatan kepada Rabb sudah tidak ada lagi, maka dapatkah terwujud untuk mendapatkan cinta-Nya dan bertemu dengan-Nya dalam keadaan terbaik?
Subhanallah, ketika menuliskan artikel ini pun, saya berusaha untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ada, akankah keinginan untuk memiliki sebuah rumah di syurga-Nya dan engkau menjadi tetangga saya ya saudaraku, dapat terwujud? Insya Allah, Amin

Selasa, 07 Mei 2013

(Jalanku) Ada Apa dengan kita


Ada Apa Dengan Kita ?


Saudaraku, saat mobil mewah dan mulus yang kita miliki tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.

Tetapi saudaraku, tak sedikitpun keresahan dalam hati saat kita melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Saudaraku, ada apa dengan kita?

Saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang baru.

Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?

Saudaraku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.

Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang, begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar ditelinga.

Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang Maha Menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman. Saudaraku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa dengan kita? Wallahu a'lam bishshowab


Cintai Dirimu


CINTA DIRI


Kata cinta merupakan kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sungguh kata tersebut sarat dengan makna. Kata tersebut memiliki nilai rasa yang sungguh luar biasa karena kata ini merupakan salah satu kunci kebahagiaan.
        Tetapi, akankah manusia yang memiliki rasa ini selalu berada dalam posisi menguntungkan, barangkali kemungkinan itu besar bahwa manusia selalu dalam sisi yang untung apabila memiliki rasa ini. Tetapi sejauh manakah keberuntungan yang dimilikinya itu.
        Cinta adalah kunci kebahagiaan, dengan mencintai dirinya manusia akan meraih segalanya, berbagai rintangan tentulah akan ia hadapi untuk meraih segalanya karena cinta. Manusia akan menghindari rasa tak bahagia, rasa tak berarti  serta kekerdilan dan kemiskinan. Karena cinta manusia mau berprestasi karena cinta manusia mau bekerja keras, semuanya diawali dengan cinta kepada diri. Barangkali amal manusia pun ia suguhkan karena kepemilikan cinta kepada diri. Itu.
        Apakah ada manusia yang tidak cinta pada dirinya ? Barangkali pertanyaan ini tampak retoris karena dalam kacamata kita pastilah semua memiliki cinta kepada dirinya. Tetapi di sisi lain pertanyaan ini sungguh ‘smart’ sehingga menimbulkan pertanyaan lain seperti apa manusia yang tidak mencintai dirinya, apakah orang yang tidak suka akan fisiknya atau kemiskinan materi yang menderanya sehingga ia enggan hidup. Barangkali jawabannya adalah ‘no’, bukan itu.
Manusia yang mencintai diri akan berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat, mencapai kebahagiaan yang nyata bukan kebahagiaan semu. Manusia ini akan memilih hidup dengan pola pikir yang panjang, yang tidak hanya berlaku hari ini, esok, lusa atau setahun tetapi berpikir sesuatu yang akan membawa dia pada suatu konsekuensi sepanjang hayatnya.

Cara memasang foto bergerak di Blog

Memasang Foto bergerak

               Banyak orang kesulitan memasang foto berformat gif ke blog. Berikut saya akan memberi sedikit solusi untuk anda.
               Pertama anda harus mengupload Foto anda tadi ke sini. Setelah itu klik upload foto baru.
               Setelah foto selesai di upload klik kanan pada foto dan pilih Open image in new tab.
               Lalu akan ada alamat fotonya seperti berikut ini ,

                
              Sekarang login ke blog anda dan masuk ke tata letak dan klik tambahkan gadget dan pilih <HTML> setelah itu input kan seperti berikut ini <img src="alamat foto anda (yang saya lingkari di atas)">
             Contoh : <img src="https://plus.google.com/photos/102542255281863598942/albums?banner=pwa">

Setelah itu klik save
             
            Dan selamat mencoba...... Semoga sukses selalu

Maulana Malik Ibrahim





 Syaikh Maulana Malik Ibrahim


Tokoh Ulama ahli tata negera dari Turki yang terkenal dengan Syaikh Maghribi, salah seorang wali dari Walisongo.
Menurut beberapa sumber, Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang terkenal dengan sebutan Syaikh Maghribi, juga banyak orang mengatakan kakek bantal, adalah seorang tokoh ulama yang ahli tata negara bersal dari negeri Turki.
Dalam riwayat lain, beliau berasal dari Gujarat dan ada yang mengatakan dari Iran ada juga yang mengatakan dari Arab. Beliau masih keturunan Zainul Abidin bin Hasan bin Alibin Abi Thalib r.a.
Pada tahun 1404 M. beliau menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa, menetap di Gresik dan wafat pada hari Senin tanggal 12 Robi'ul Awwal tahun 822 H, atau bertepatan dengan tahun 1419 M, kemudian dimakamkan di Gresik pula.
Dalam syiar dan dakwahnya, beliau sangat berhati-hati dan sangat bijaksana, pada waktu itu juga mayoritas masyarakat jawa masih beragama Hindu dan Budha. Namun Agama dan adat-istiadat mereka tidak ditentang begitu saja. Beliau memperkenalkan keluhuran budi pekerti yang diajarkan Islam. Secara langsung beliau memberi contoh dalam masyarakat akan tutur kata yang sopan, lemah lembut, santun pada fakir miskin, menghormati kepada yang lebih tua, dan menyayangi yang muda.
Dalam syiar dan dakwahnya, beliau berawal dari masyarakat biasa kemudian ke masyarakat yang mempunyai tahta. Tidak halnya dengan ajaran Hindu dan Budha yang kebanyakan dari kalangan Istana. Oleh karena itu ajaran Islam cepat berkembang, karena merasakan bahwa semua kalangan masyarakat diakui hak asasinya sebagai manusia.
Dikisahkan bahwa Syaikh Maulana Malik Ibrahim, tidak hanya seorang tokoh ulama saja, namun beliau adalah seorang tokoh yang sangat memikirkan keadaan perekonomian rakyatnya, karena Gresik adalah masyarakat petani, maka beliau memikirkan bagaimana pertanian Gresik menjadi subur makmur. Beliau membuat irigasi pertanian dan sebagainya sehingga, Gresik pun menjadi daerah yang makmur.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim juga memikirkan tentang masa depan umat muslim di Gresik, mengingat Gresik masih dalam kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Prabu Brawijaya, yang beragama Hindu, beliau khawatir akan terjadi konflik di kemudian hari, sehingga beliaupun ke Istana bersama Raja Cermain dan putrinya Dewi Sari, untuk mengajak Prbu Brawijaya masuk Islam. Prabu Brawijaya mau memeluk Islam asalkan boleh menikahi Dewi Sari yang cantik jelita itu. Keinginan sang Prabu ditolak karena seorang yang masuk suatu agam dengan dilatarbelakangi kepentingan duniawi, jelas akan mengakibatkan hal yang tidak baik. Rombongan Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain pun meninggalkan Majapahit. Namun di Gresik ada wabah penyakit, sehingga mengakibatkan banyak orang meninggal dunia termasuk Dewi Sari. Mendengar hal ini Prabu Brawijaya yang menaruh hati pada Dewi Sari berta'ziyah dan menyuruh kepada semua punggawa untuk diadakan upacara pemakaman besar-besaran.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang yang sangat bijaksana dan selalu memberi wejangan kepada pengikutnya untuk patuh dan taat kepada rajanya, selagi tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sampai pada akhir kisah Prabu Brawijaya menyerahkan Gresik sepenuhnya kepada Syaikh Maulana Malik Ibrahim agar diperintahnya sendiri dibawah kedaulatan Majapahit. Syaikh Maulana Malik Ibrahim dengan tulus dan ikhlas menerima amanat raja, karena itu sesuai dengan ajaran Islam. 

Tentang Kesalahan





TENTANG KESALAHAN

Setiap kesalahan akan megantarkan pada sisi gelap kehidupan
Sedikit atau banyak
Alangkah ruginya orang-orang yang telah terlempar ke sisi gelap kehidupan, akibat kesalahannya
Tapi ia tak kunjung bermunajat, memohon, dan mentandarkan diri kepada Allah

Dunia ini adalah pentas
Apa yang gemerlap di atas panggungnya, belum tentu di ruang gantinya
Apa yang indah dan memukau di sisi dramanya, belum tentu seperti itu di kehidupan nyatanya
Personifikasi seseorang di depan publik yang mengharu biru, klimis dan selalu benar, belum tentu begitu sesungguhnya pada keadaan nyatanya

Selalu ada sisi kelam yang tersembunyi pada setiap orang
Dari kadar yang sangat sederhana, semacam kebiasaan-kebiasaan buruk
Hingga kadar yang mengerikan
Ada rahasia yang sangat pribadi di dalam diri setiap kita
Dari orang biasa sampaiorang terkenal
Atau bahkan orang-orang yang hiup dalam sunyi, yang tak pernah dikenal kecuali oleh ayah ibunya
Semua dan seluruhnya, punya dunia pribadi yang tersembunyi

Hanya orang-orang besar yang berani jujur pada dirinya, jujur pada Allah
Bahwa bila karena satu dan lain hal ia melakukan kesalahan, ia harus menyadari, lalu memohon ampunan kepadaNYA
Perasaan bersalah itu adalah pintu pertama untuk memperbaiki diri

Ini, sungguh, tak semata untuk kepentingan kita di sini, di dunia yang layu ini
Sebab dunia ini akan tetap menjadi tumpahan segala yang buruk atau yang baik
Tapi ini untuk kepentingan kita di sini, di akhirat kelak
Saat segala perbuatan akan mendapatkan balasannya, dengan seadil-adilnya

Mengakui kesalahan memang tidak mudah
Kendati setaip kita terlahir dengan garis-garis itu : garis kemanusiaan yang luput dari kesalahan
Maka sejatinya menjadi salah tak benar-benar salah, pada tabiat dasarnya
Tapi ia menjadi fatal bila berubah menjadi kesuakaan, atau kesengajaan yang berulang
Sementara pada saat yang sama, kesalahan itu tak juga melecut dari diri kita untuk berubah dan menjadi lebih baik

Mengakui kesalahan memang tidak gampang
Terlebih bila kesalahan itu tersembunyi
Tetapi begitupun, menyadari bahwa kita mempunyai kesalahan yang tersembunyi, adalah sesuatu yang tidak mudah
Perlu keberanian, kearifan, kelapangan jiwa, dan kesungguhan yang tiada batas

Dalam lingkup yang sangat pribadi, Rasulullah menasehati agar kita berhati-hati dengan kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa yangtak dianggap
Tapi ia begitu sering dilakukan, menumpuk sedikit demi sedikit
Hingga akhirnya mnjadi segunung dosa yang mengerikan

Di dalam diri kita ada wilayah yang orang lain tidak tahu
Tetapi diri kita sangat mengetahuinya
Wilayah itu bisa berupa kebaikan atau bahkan keburukan
Bisa berupa keshalihan atau bahkan kesalahan
Kebaikan yang tersembunyi bisa menjadi pupuk kebersihan hati
Sedang kesalahan yang tersembunyi, bila kita sadari, bisa menjadi pintu pendekat diri kepada Allah
Dalam munajat yang dekat dan tersendiri
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui diri kita, yang nampak dan tersembunyi

Hati kita memang mudah berbolak-balik
Karenya harus dijaga
Apik dan sepenuh ketelatenan
Bila mengevaluasi diri telah menjadi kebiasaan, maka kita selalu punya ruang untuk menampung permasalahan
Untuk memaafkan dan meminta maaf
Dan agar lebih lapang lagi dada kita, jangan lupa do’akan saudara kita diam-diam
Dalam tangis dikekhusyu’an shalat malam kita
Allah memberikan garansi akan dikabulkannya do’a yang tidak diketaui oleh orang yang kita do’akan
Betapa tulusnya….
Betapa indahnya ketulusan…
Memberikan yang terbaik bagi orang lain, berani mengakui kesalahan dan tak lagi menyalahkan orang lain
Tarbawi, edisi 79/th. 5/4 Maret 2004

Cheat Moodo Marble terbaru

Login lebih dari dua MOODO MARBLE

Kali ini saya akan membagi sedikit yang saya ketahui tentang game yang sekarang laris yaitu moodo marble
Sebenarnya ini bukanlah cheat akan tetapi membuka progam dengan cara mengganti processnya agar tidak terjadi conflic. Untuk dapat membuka dua atau lebih moodo marble di perlukannya software bernama sandboxy ini. untuk mendownloadnya silahkan klik DISINI

Nantinya akan ada tampilan seperti ini


Keistimewaan Lalat






Penyakit Dan Obat pada Lalat

Nabi Bersabda, "Apabila seekor lalat masuk ke dalam minuman salah seorang kalian, maka celupkanlah ia, kemudian angkat dan buanglah lalatnya sebab pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya ada obatnya (HR. Bukhari, Ibn Majah, dan Ahmad)
Dalam rwayat lain: "Sungguh pada salah satu sayap lalat ada racun dan pada sayap lainnya obat, maka apabila ia mengenai makananmu maka perhatikanlah lalat itu ketika hinggap di makananmu, sebab ia mendahulukan racunnya dan mengakhirkan obatnya" (HR. Ahmad, Ibn Majah)

Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup ke air.
Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakter Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.
Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini" dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.
Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini. ( www.islamicmedicine.org )

Senin, 06 Mei 2013

7 Golongan beruntung


7 GOLONGAN  YANG  MENDAPAT  NAUNGAN

Dari Abu Hurairah R.a. Rasulullah Saw bersabda :
Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan / pertolongan Allah, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan / pertolongan Allah SWT, yaitu :
  1. Pemimpin yang adil.
  2. Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah.
  3. Seseorang yang hatinya selalu ingat atau tertaut dengan mesjid.
  4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah dan keduanya bertemu dan berpisah karena Allah.
  5. Seseorang laki laki ketika dirayu oleh wanita cantik dan kaya, lalu ia berkata “sesungguhnya aku takut kepada Allah (sehingga meninggalkan perbuatan tersebut).
  6. Seseorang yang mengeluarkan shodaqoh / sedekah secara sembunyi sembunyi sehingga tangan kirinya atau tetangganya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.
  7. Dan seseorang yang mengingat Allah di tempat yang sunyi dan kedua matanya mencucurkan airmata.
(HR. Bukhori – Muslim)

Imam Syafi'i




IMAM SYAFI'I
Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Idris yang merupakan pendiri madzhab Syafi'i. Beliau termasuk golongan suku Quraisy, seorang Hasyimi yang merupakan keluarga jauh Nabi SAW. Lahir di Ghaza tahun 767 M. Ia ditinggal mati oleh ayahnya ketika masih kanak-kanak dan dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan.
Beliau menghafal Al-Qur'an di Makkah. Di samping mempunyai pengetahuan luas tentang syair-syair Arab. Beliau belajar hadits dan fiqh dari Muslim Abu Khalid dan Sufyan ibn Uyainah. Beliau telah hafal Muwatta pada usia 12 tahun. Ketika usia 20, ia menemui Imam Malik ibn Anas di Madinah dan membaca langsung Muwatta dengan ingatannya di depan Imam itu dan ini sangat dihargai oleh sang Imam. Beliau tinggal bersama Imam Malik sampai pada akhir hayat Imam tersebut, tahun 795 M.
Karena keadaan keuangannya yang buruk, beliau terpaksa menjadi pejabat pemerintahan di Yaman. Lalu beliau pindah ke Baghdad. Di kota ini beliau akrab dengan ilmuwan madzhab Hanafi yang terkenal yaitu Muhammad ibn al-Hasan al-Syaibani.
Tahun 804 M, beliau berangkat ke Suriah dan Mesir melalui Harran. Di Mesir kedatangannya dielu-elukan para murid Imam Malik. Beliau mengajar fiqh selama enam tahun di Kairo dan kembali ke Baghdad tahun 810 M, tempat beliau sukses sebagai guru. Di Baghdad banyak ilmuwan Irak yang menjadi muridnya. Pada Tahun 814 M, beliau pulang ke Mesir, tetapi karena ada kerusuhan beliau terpaksa berangkat ke Makkah.
Beliau kembali lagi ke Mesir tahun 814/816 M, dan seterusnya bermukim di situ. Beliau wafat pada 20 Januari 820 M (29 Rajab 204 H) dan dimakamkan di pemakaman Banu Abd.
Seperti pendahulunya, Imam Abu Hanifah dan Imam Malik, Imam Syafi'i juga menolak menjadi qadi rezim Abbasiyah. Tahun-tahun kediamannya di Irak dan Mesir merupakan periode kegiatannya yang intensif. Waktunya dimanfaatkan untuk membaca dan berceramah. Kehidupan sehari-harinya amat teratur, dan beliau membagi waktunya secara sistematis sehingga jarang menyimpang dari rencana yang tetap.
Menurut Encyclopedia of Islam, as-Syafi'i dapat digambarkan sebagai seorang penimbang yang baik sehingga menjadi penengah antara peneliti data hukum yang beraliran bebas dan ahli hadits. Beliau tidak saja menelaah data hukum yang ada, tetapi dalam risalahnya beliau juga menyelidiki prinsip dan metode fiqh. Beliau dianggap sebagai pencetus Usulul-Fiqh. Berbeda dengan kaum Hanafi, ia mencoba meletakkan aturan-aturan umum qiyas, namun ia tidak menyentuh istihsan. Prinsip istishhab tampaknya diperkenalkan untuk pertama kali oleh angkatan Syafi'i yang lebih muda. Dalam Madzhab as-Syafi'i, selalu dikenal adanya dua era kreatif, yaitu era awal di Irak, dan era belakangan yang dicetuskan di Mesir.
Dalam karya tulisnya beliau memanfaatkan dialog dengan baik. Beliau menguraikan prinsip-prinsip fiqh dalam ar-Risalah, dan mencoba menjembatani fiqh Hanafi dan Maliki. Himpunan tulisan dan ceramahnya di Kitabul Umm merupakan bukti kecendekiaannya.
Beliau memusatkan kegiatannya di Baghdad dan Kairo. Di atas segalanya beliau menaati Al-Qur'an, kemudian As-Sunnah. Hadits yang paling sahih diberikannya pertimbangan yang sama seperti Al-Qur'an.
Dalam diri Imam Syafi'i tergabung keahlian prinsip-prinsip fiqh Islam dan penggunaan bahasa rakyat Hijaz dan Mesir dengan lancar, sehingga ia tidak tertandingi dalam percakapan maupun tulisan. Karya tulisnya lebih baik dari penulis Arab yang terbaik pada masanya.
Ajaran Imam Syafi'i meluas dari Baghdad dan Kairo sampai ke seluruh Mesir, Irak, dan Hijaz. Muridnya yang terkemuka ialah al-Muzani, al-Humaidi, Ahmad ibn Hanbal, dan al-Karabasi.
Pada abad ketiga dan keempat, penganut kaum Syafi'i semakin banyak di Baghdad dan Kairo. Pada abad keempat, Makkah dan Madinah menjadi pusat ajaran Syafi'i, di samping Mesir.
Di bawah Sultan Salahuddin Ayyubi, madzhab Syafi'i menjadi madzhab utama, meski Sultan Baibars mengakui juga madzhab fiqh yang lain dan mengangkat para hakim dari keempat madzhab yang ada.
Sebelum kekuasaan Ottoman, kaum Syafi'i paling unggul di pusat wilayah Islam. Selama awal abad ke-16 M, Ottoman mengganti Syafi'i dengan Hanafi. Walau begitu, ajaran Syafi'i tetap unggul di Mesir, Suriah, Hijaz dan masih banyak dipelajari di universitas al-Azhar, Kairo. Fiqh Syafi'i masih banyak dianut oleh Muslimin di Arab Selatan, Bahrain, Kepulauan Melayu, sebagian Afrika Timur dan Asia Tengah.
Sumber: SERATUS MUSLIM TERKEMUKA, Jamil Ahmad

Jalanku Imam Al-Ghazali




Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad, dilahirkan pada tahun 450 H/ 1059 di Thus daerah Khurasan. Ia dikenal dengan Al - Ghazali karena ayahnya pemintal tenun wol atau karena ia berasal dari desa Ghazalah. Beliau wafat pada tahun 505 H / 1111.
Pendidikannya dimulai didaerahnya yaitu belajar kepada Ahmad Ibnu Muhammad al - Razkani al - Thusi, setelah itu pindah ke Jurjan ke pendidikan yang dipimpin oleh Abu Nash al-Ismaili mempelajari semua bidang agama dan bahasa, setelah tamat kembali ke Thus belajar tasawuf dengan Syekh Yusuf al - Nassaj (wafat 487 H) , kemudian ke Nisyapur belajar kepada Abul Ma'al al-Juwaini yang bergelar Imam al - Haramain dan melanjutkan pelajaran Tasawuf kepada Syekh Abu Ali al - Fadhl Ibnu Muhammad Ibnu Ali al - Farmadi, dan ia mulai mengajar dan menulis dalam Ilmu Fiqh.
Setelah Imam al - Juwaini wafat ia pindah ke Mu'askar mengikuti berbagai forum diskusi dan seminar kalangan ulama dan intelektual dan dengan segala kecermelangannya membawanya menjadi guru besar di perguruan Nidzamiyah di Baghdad pada tahun 484 H, disamping memberikan kuliah, ia juga mengkaji filsafat Yunani dan filsafat Islam. Kecermelangan, keharuman namanya dan kesenangan duniawi yang melimpah ruah di Baghdad melebihi ketika ia di Mu'askar, dikota ini ia sakit dan secara tiba-tiba meninggalkan Baghdad mengundurkan diri dari kegemerlapan duniawi tersebut.
Mulai th 488 H/ 1095 ia ke Damaskus. di Masjid Umawi ia ber'itiqaf dan berzikir dipuncak menara sebelah barat sepanjang hari dengan makan dan minum yang terbatas. Ia memasuki suluk sufi dengan riyadhah dan mujahadah terus menerus seperti itu selama 2 tahun di Damaskus. Setelah itu pergi ke Baitul Maqdis di Palestina, setiap hari ia masuk Qubbah Shahrah untuk berzikir, ia juga ke al - Khalil berziarah ke makam Nabi Ibrahim as. Setelah dari Palestina, ia melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan berziarah ke makam Rasullulah di Madinah.
Ia pernah kembali ke Baghdad untuk mengajar di Perguruan Nidzamiyah Baghdad, namum tidak berapa lama kemudian kembali ke Thus dan mendirikan khanaqah untuk para sufi dan mendirikan madrasah untuk mengajar ilmu Tasawuf.
Karya - karya tulis Al-Ghazali meliputi berbagai bidang keislaman, Kalam, Fiqh, Filsafat, Tasawuf dan lain lainnya yang berbentuk buku maupun risalah.
Kitab kitab Al -Ghazali yang membahas tentang Tasawuf :
  1. Mizan al - 'Amal
  2. Al - Ma'arif al-Aqliah wa Lubab al - Hikmah al - Ilahiyah
  3. Ihya 'Ulumiddin
  4. Al - Maqshad al - Astna Fi Syarh Asma al - Husna
  5. Bidayat al - Hidayah
  6. Al - Madhnun Bih 'ala Ghairi Ahlil
  7. Kaimiya al - Sa'adah
  8. Misykat al - Anwar
  9. Al - Kasyf Wa al - Tabyin Fi Ghurur al - Naas Ajma'in
  10. Al - Munqidz Min al - Dhalal
  11. Al - Durrat al Fakhirah Fi Kasyf 'Ulumi al - Akhirah
  12. Minhaj al - 'Abidin Ila Jannati Rabbi al - 'Alamin
  13. Al - Arba'in Fi Ushul al - Din
Tasawuf Al - Ghazali menghimpun akidah, syariat dan akhlak dalam suatu sistematika yang kuat dan amat berbobot, karena teori - teori tasawufnya lahir dari kajian dan pengalaman pribadi setelah melaksanakan suluk dalam riyadhah dan mujahadah yang intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa seumur hidupnya ia bertasawuf.
Dalam pandangannya, Ilmu Tasawuf mengandung 2 bagian penting, pertama menyangkut ilmu mu'amalah dan bagian kedua menyangkut ilmu mukasyafah, hal ini diuraikan dalam karyanya Ihya 'Ulumiddin, Al -Ghazali menyusun menjadi 4 bab utama dan masing-masing dibagi lagi kedalam 10 pasal yaitu :
  • Bab pertama : tentang ibadah (rubu' al - ibadah)
  • Bab kedua : tentang adat istiadat (rubu' al - adat)
  • Bab ketiga : tentang hal -hal yang mencelakakan (rubu' al - muhlikat)
  • Bab keempat : tentang maqamat dan ahwal (rubu' al - munjiyat)
Menurutnya, perjalanan tasawuf itu pada hakekatnya adalah pembersihan diri dan pembeningan hati terus menerus sehingga mampu mencapai musyahadah. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya pelatihan jiwa, penempaan moral atau akhlak yang terpuji baik disisi manusia maupun Tuhan.
Imam Al -Ghazali yang bergelar Hujjatul Islam meninggal dikota kelahirannya Thus pada hari Senin 14 Jumadil Akhir 505 H.
Disarikan dari : "Ajaran dan Teladan Para Sufi", karangan Drs H.M. Laily Mansur, L.PH. Penerbit - PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996

Jalanku (Saladin)


SALADIN

Saya coba mendoakan arwah Saladin di depan makamnya, di sebuah ruangan di belakang Masjid Umayyah yang berumur lebih dari 12 abad itu di Damaskus. Tapi konsentrasi diri saya rasanya tak betul. Barangkali sesuatu telah mengganggu hati saya.
Makam itu --makam orang yang termasyhur dalam sejarah itu, orang yang besar jasanya itu, orang yang dipuji bahkan oleh musuh-musuhnya itu-- terasa kusam. Seperti kesedihan yang dicoba disembunyikan, ruangan itu kelabu. Sebuah kubur dengan nisan yang tinggi tapi hanya tampil serasa kayu lapuk, logam yang aus. Sebuah ruang sekitar 4 X 6 meter, yang seperti kamar yang kehilangan peminat. Warna-warnanya hambar. Cahaya pudar. Sawang tebal. Debu. Orang tak akan tahu dengan segera bahwa di sinilah Sultan Saladin, pahlawan Islam dalam Perang Salib, terkubur. Hanya sebuah gambar kertas yang buruk --mungkin wajahnya-- tergantung di dinding.
Makam memang tidak untuk dijadikan ruang pameran. Kubur memang hanya pertanda kesementaraan kita --juga keterbatasan seorang pahlawan. Tapi tidakkah manusia perlu berhenti sebentar dan mengenang? "Kenanglah segala yang baik," kata sebuah baris Chairil Anwar, "dan cintaku yang kekal." Tidakkah masa lalu punya sesuatu yang kekal, yang bisa diwakili dengan sebuah tanda, sebuah simbol, dengan sikap yang hormat?
Saya mencoba berdoa di depan makam Saladin di Damaskus, untuk arwahnya, juga untuk apa yang baik dalam sejarah --tapi saya merasa ada sesuatu yang meleset dalam ruang ini. Melangkah keluar, berjalan kembali ke lapangan terbuka di halaman dalam masjid, saya dengar suara penziarah-penziarah Syiah meraungkan tangis, di dekat peninggalan Hussein yang gugur di Kerbala berabad-abad yang lalu. Di tembok-tembok tinggi, masih tersisa bekas-bekas lukisan gaya Byzantium.
Masa lalu memang tidak mudah pergi meskipun kita seperti tak ingin menengoknya. Bahkan di salah satu tembok Masjid Umayyah yang dulu adalah Katedral Yahya Pembaptis yang dipermak jadi masjid yang indah di tahun 700-an itu, seorang sejarawan masih menemukan sisa inskripsi ini: "Kerajaan-Mu, ya, Kristus, adalah kerajaan abadi..."
Tapi jika masa lalu tak mudah pergi, dari bagian manakah dari Saladin yang akan datang kepada kita kini? Dari ruang makamnya yang kusam, mitos apa yang akan kita teruskan? Kisah Saladin adalah kisah peperangan. Dari zamannya kita dengar cerita dahsyat bagaimana agama-agama telah menunjukkan kemampuannya untuk memberi inspirasi keberanian dan ilham pengorbanan --yang kalau perlu dalam bentuk pembunuhan.
Tapi sebagian besar kisah Saladin --yang tersebar baik di Barat maupun di Timur dari sejarah Perang Salib yang panjang di abad ke- 12 itu-- adalah juga cerita tentang seorang yang pemberani dalam pertempuran, yang sebenarnya tak ingin menumpahkan darah. Saladin merebut Jerusalem kembali di musim panas 1187. Tapi menjelang serbuan, ia beri kesempatan penguasa Kristen kota itu untuk menyiapkan diri agar mereka bisa melawan pasukannya dengan terhormat. Dan ketika pasukan Kristen itu akhirnya kalah juga, yang dilakukan Saladin bukanlah menjadikan penduduk Nasrani budak-budak. Saladin malah membebaskan sebagian besar mereka, tanpa dendam, meskipun dulu, di tahun 1099, ketika pasukan Perang Salib dari Eropa merebut Jerusalem, 70 ribu orang muslim kota itu dibantai dan sisa-sisa orang Yahudi digiring ke sinagog untuk dibakar.
"Anakku," konon begitulah pesan Sultan itu kepada anaknya, az-Zahir, menjelang wafat, "...Jangan tumpahkan darah... sebab darah yang terpercik tak akan tertidur."
Dalam hidupnya yang cuma 55 tahun, ikhtiar itulah yang tampaknya dilakukan Saladin. Meskipun tak selamanya ia tanpa cacat, meskipun ia tak jarang memerintahkan pembunuhan, kita toh tahu, antara lain dan film Hollywood sekalipun, bagaimana pemimpin pasukan Islam itu bersikap baik kepada Raja Richard Berhati Singa yang datang dari Inggris untuk mengalahkannya. Ketika Richard sakit dalam pertempuran, Saladin mengiriminya buah pir yang segar dingin dalam salju, dan juga seorang dokter. Lalu perdamaian pun ditandatangani, 1 September 1192, dan pesta diadakan dengan pelbagai pertandingan, dan orang Eropa takjub bagaimana agama Islam bisa melahirkan orang sebaik itu.
Kita sekarang juga mungkin takjub bagaimana masa lalu bisa melahirkan orang sebaik itu. Terutama ketika orang hanya mencoba menghidupkan kembali apa yang gagah berani dari abad ke- 12 tapi meredam apa yang sabar dan damai dari sebuah zaman yang penuh peperangan. Tapi pentingkah sebenarnya masa silam?
Dari makam telantar orang Kurdi yang besar itu, suatu hari di tahun 1970-an, saya kembali ke pusat Damaskus, lewat lorong bazar yang sibuk di depan Masjid Umayyah. Kota itu riuh, keriuhan yang mungkin tanpa sejarah.
l9 Januari 1991
(Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 4, Grafiti, 1995, h.388-390)